MagzNetwork



Seperti biasanya peringatan hari pahlawan tahun ini dilaksanakan upacara bendera, dengan peserta siswa, guru dan mahasiswa PPL dari Budi Utomo,sebagai pembina upacara adalah Ibu Ani Setijowati, inti atau magna dari peringatan hari pahlawan tahun ini, atau dalam sambutannya pembina upacara adalah ...

Kehidupan berbangsa dan bernegara belakangan ini nilai-nilai nasionalisme dan militansi mulai memudar. "Di tengah-tengah gerak reformasi dan demokratisasi sekarang ini, juga terjadi erosi kepercayaan terhadap pilar-pilar bangsa dan negara, yaitu Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,"
Pudarnya nilai nasionalisme, militansi dan erosi kepecayaan terhadap pilar bangsa itu tercermin pada ketidaktertiban, ketidak disiplinan praktek-praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara hampir satu dasawarsa ini. "Adalah suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, majemuk sukunya, agamanya, etnisnya, adat istiadatnya dan bahasanya, yang disimbolkan dalam semboyan negara, Bhinneka Tunggal Ika. Tetapi ironisnya, sudah menjadi fenomena di negeri ini, bahwa konflik yang terjadi di tanah air saat ini justru berbasis pada perbedaan-perbedaan tadi," paparnya.
Itu artinya kualitas pemahaman terhadap wawasan kebangsaan dan nasionalismenya, mengalami erosi, luntur dan menjadi rendah dibanding masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
masalah-masalah kebangsaan belum tuntas, karena rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, lunturnya nasionalisme, rendahnya solidaritas bangsa, militansi bangsa yang mendekati titik kritis, serta jatidiri dan kultur bangsa yang sudah terkikis. "Saya berpandangan, bila tidak ada upaya signifikan untuk membangun kualitas sumber daya manusia, merevitalisasi/mereaktualisasikan nasionalisme, membangkitkan militansi bangsa, menegakan dan mengaktualisasikan jatidiri dan bangsa, maka akan mempercepat terjadinya disintegrasi bangsa," ujarnya.
Terutama bagi para Siswa baik itu dari tingkat SD, SMP dan SMA masalah nasionalisme saat ini sangat memprihatin kan
Belajar dari sejarah bangsa Indonesia pada masa lalu tidak ada alternatif lain bagi bangsa Indonesia selain bangkit bersatu, bekerja keras bersama-sama membangun NKRI yang maju, berdaulat, aman, adil, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. "Untuk Bangsa Indonesia dapat bangkit dan bersatu harus digugah kesadarannya, pahamnya, dan semangatnya nasionalismenya. Dimana nasionalisme yang roh jiwa dan spiritnya berasal dari makna dan hakekat “PERJUANGAN PARA PAHLAWAN KITA PADA MASA LALU”
Guna merevitalisasi/mereaktualisasi nasionalime seperti itu dapat dilakukan dengan cara menggugah, meningkatkan kesadaran, pemahaman, semangat dan komitmen terhadap wawasan kebangsaan “terutama bagi para pemuda, para siswa dan para generasi muda”. Sedangkan untuk mampu membangun wawasan kebangsaan yang bermuara kepada terwujudnya integrasi nasional yang kuat, diperlukan banyaknya jumlah pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang berwawasan kebangsaan.
Pemimpin yang berwawasan kebangsaan adalah pemimpin yang berpancasilais, setia pada NKRI dan UUD 1945 serta memahami karakter dan kultur bangsa Indonesia. "Pemimpin yang mampu membangkitkan, menyatupadukan dan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya untuk memperbaiki kualitas diri melalui pendidikan sehingga kita memiliki keunggulan kompetitif yang mau dan mampu berbuat terbaik untuk bangsa dan negara," ungkapnya.