MagzNetwork


Program Kota Malang sebagai kota animasi, terus digalakkan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang. Untuk mendukung program tersebut maka diadakan pelatihan animasi bagi guru SMP kota Malang.Pelaksanaan di aula SMK Negeri 5 Malang.

Pelaksanaan 10 kali pertemuan dari tanggal 20 Oktober hingga 1 nopember 2008, mulai pkl 13.00 sampai 17.30 WIB. Tujuan pelatihan ini adalah untuk para siswa SMP yang apabila tidak melanjutkan sekolah, atau bila akan masuk ke SMK, maka siswa sudah memiliki dasar tentang animasi.
Materi Pelatihan meliputi :
1. Sejarah animasi, aplikasinya dalam pendidikan
2. Menggambar karakter, property dan background
3. Sinopsis, story board, scanning dan colorring
4. Macromedia Flash (drawing, coloring dan animasi)
5. 3Ds Max ( modeling,material,envoronment,lighting,rendering,kamera,penataan video,animasi)
6. Recording audio,insert dialog,transition,titleling,editing video
Baca Selengkapnya...

Kesimpangsiuran mengenai jadwal Ujian Nasional 2009 akhirnya terjawab. Banyaknya isu tentang akan dimajukannya pelaksanaan UN tahun ini memang banyak meresahkan masyarakat.
Sementara itu,Ketua BSNP Djemari Mardapi membantah isu yang menyebutkan penyelenggaraan UN akan dimajukan menjadi sekitar Februari 2009.Menurut dia, sebagaimana dikutip SINDO, pemerintah hanya berencana menyelenggarakan uji coba pelaksanaan UN bagi siswa SMP sederajat dan SMA sederajat (23/09).

Pada kesempatan yang sama Mardapi juga menjanjikan pada awal Oktober sudah akan diumumkan jadwal pelaksanaan UNAS. Namun, sampai pekan kemarin jadwal yang dijanjikan belum juga diumumkan. Molornya keluarnya pengumuman ini, ujung-ujungnya juga menambah spekulasi soal jadwal UN 2009.
Bahkan, dalam kesempatan terakhir di kunjungannya ke Malang (13/10), Mendiknas juga belum bisa memberikan kepastian soal ini..
“Tidak benar kalau UN dimajukan sekitar Februari. Guru dan siswa tidak usah resah karena UN dilaksanakan dengan memperhitungkan semua materi harus sudah selesai,” kata Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi sebagaimana dikutip Kompas (16/10).
Depdiknas memastikan UN siswa SMP dan SMA/SMK tahun ajaran 2008/2009 dilaksanakan usai pemilihan umum.
“Kemungkinan tetap seperti tahun lalu. Yang mungkin bisa berubah ada permintaan supaya satu hari hanya satu mata pelajaran saja,” kata Djemari.
Tak lama setelah diwawancarai pengumuman jadwal UN 2009 akhirnya dimunculkan di situs Depdiknas.go.id
Pengumuman yang dikeluarkan tertanggal 16 Oktober itu nampaknya memang belum banyak diketahui masyarakat. Terlebih, situs resmi Dirjen Dikdasmen (www.dikdasmen.org) juga tak dapat diakses sampai saat berita ini diturunkan.
Dilansir dalam pengumuman tersebut, bahwa berdasarkan kesepakatan bersama (BSNP, Depdiknas, dan Depag) diputuskan jadwal Ujian Nasional 2009 sebagai berikut :
- SMA/MA (20 - 24 April 2009)
- SMK/SMALB (20 - 22 April 2009)
- SMP/Mts (27 - 30 April 2009)
- SD/MI (12 - 14 Mei 2009)
sumber www.depdiknas.go.id

Baca Selengkapnya...



MALANG - Tim bola voli putra Jawa Timur memasang target lolos ke babak dua dalam Kejurnas Piala Presiden 2008 zona III Jawa yang mulai digelar hari ini di GOR Ken Arok, Malang. Target itu dianggap realistis, karena pemain yang dibawa merupakan pemain yang berhasil meraih emas dalam PON ke XIX lalu.
Manajer tim Jawa Timur, Hari Trisnardjo mengatakan, ambisi lolos ke babak kedua merupakan target yang rasional. Sebab 12 pemain yang dibawa ke Malang ini telah menyiapkan diri dengan menggelar latihan sejak September 2009 lalu. Meskipun di sela-sela latihan, ada delapan pemain yang terpaksa absen dalam latihan karena membela timnas Indonesia dalam kejuaraan di Thailand pada 18-26 September lalu. "Meski sempat terpisah, saat ini tim tetap solid," ujar Hari Trisnardjo, ketika dikonfirmasi di sela-sela drawing di Aula Polresta Malang, kemarin.

Disinggung lawan dalam zona wilayah III, Hari menilai semua lawan yang akan dihadapi dalam group Zona Wilayah III mulai tim bola Voli DIY Jogjakarta, Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta merupakan lawan yang berat. Untuk itu, Aris Achmad Rizqon dkk tidak boleh menganggap remeh. Meskipun dalam PON lalu, mereka mampu meraih medali emas.
Meski demikian, kata Hari, kini pihaknya telah menyiapkan mental para pemain. Karena faktor yang menentukan tim putra Jatim lolos tidaknya ke babak selanjutnya, sangat tergantung pada mental juara yang ada pada para pemain. "Kami berharap mental juara pada PON kemarin tetap terjaga. Sehingga nanti bisa lolos ke Jakarta," tuturnya.
Sedangkan terkait komposisi tim, lanjut Hari, tim putra Jatim tidak murni pemain yang diturunkan dalam PON lalu. Mengingat ada dua pemain yang harus diganti dengan pemain junior, karena umurnya sudah di atas 25 tahun. Yakni Rudi Santoso digantikan Bagus dan Sutomo digantikan Feleg Ristan. Akan tetapi, pergantian dinilai tidak dampak yang signifikan, karena kedua pemain tersebut merupakan pemain cadangan.
Sementara di kelompok putri, tim Jatim akan langsung bertemu dengan tim Jabar. Dua tim ini merupakan tim unggulan di ajang Piala Presiden ini. Karena itu manajer tim voli putri Jatim Edi Rosianto mengaku cukup kaget mengetahui hasil drawing yang dilakukan di Mapolresta Malang, kemarin. "Saya kaget begitu mengetahui lawan pertamanya adalah Jabar. Mungkin rasa kaget juga ada di benak Jabar," kata Edi.
Seharusnya, ungkap dia, Jabar dan Jatim tak bertemu di laga-laga awal. Tapi bersua di laga pamungkas. Menurutnya, dari lima calon lawannya di Zona III, Jabar memang merupakan lawan terberatnya. Sebab, Jabar mempunyai pembinaan voli yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya.
"Jatim dan Jabar sama-sama diunggulkan di Piala Presiden. Jika Jatim mampu melewati Jabar, maka saya optimistis daerah lainnya juga bisa dilalui," sambungnya.
Daerah lainnya seperti DKI Jakarta, Jateng, DI. Yogyakarta, dan Banten, kelasnya dianggap tak seberat Jabar. Kans yang dimiliki timnya untuk sementara masih sama kuat dengan Jabar yakni fifty-fifty.
Secara teknis, tambah Edi, timnya sudah tak mempunyai masalah. "Secara motivasi, pemainnya juga sedang tinggi-tingginya. Saya harap anak-anak bisa meraih kemenangan di laga perdananya ini," lanjut dia.
Pembukaan kejurnas Bola Voli Zona Wilayah III yang akan diselenggarakan di GOR Ken Arok akan dibuka hari ini secara langsung Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S. Sumawiredja sekitar pukul 10.00. Acara tersebut akan berakhir 19 Oktober mendatang. (gus/fir/ abm)
Sumber : Jawapos Radar Malang
Baca Selengkapnya...

Menyakitkan memang, meskipun pernah menduduki posisi lumayan, saat ini kualitas manusia Indonesia mengalami kemerosotan menjadi yang paling rendah di Asia Tenggara. Hal ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Dalam laporan International Education Achievement (2004) tentang kemampuan membaca murid SD serta kemampuan matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam murid SLTP, Indonesia menduduki urutan buncit dari 42 negara yang diteliti.

Selain kualitas, pendidikan kita juga menghadapi masalah kuantitas. Tahun lalu, dari 118.108 siswa SD yang mengikuti general test di Jakarta, sebanyak 34.313 tidak diterima di SLTP negeri. Bila ingin melanjutkan sekolah, mereka harus mendaftar ke sekolah swasta yang lebih mahal.

Padahal, bisa diduga, sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga pas-pasan, yang boleh jadi mengalami kesulitan konsentrasi karena kekurangan gizi misalnya. Tanpa affirmative action dari negara untuk membantu mereka yang lemah secara ekonomi, selain kemerosotan kualitas manusia, kita juga dihadapkan pada kesenjangan sosial yang semakin mengental.

Lebih dari dua hal tadi, keberhasilan pendidikan juga ditentukan oleh visi yang dianut. Meminjam istilah Ben Anderson, Indonesia adalah sebuah imagined community, komunitas yang "dibayangkan". Untuk itu, dibutuhkan sebuah visi pendidikan yang membayangkan manusia Indonesia seperti apa yang kita inginkan.

Perilaku menyimpang seperti yang banyak ditunjukkan elite yang melakukan korupsi serta, tak jarang, sikap masyarakat yang terkesan permisif terhadap tindakan dan pelaku korupsi bisa dianggap sebagai salah satu indikasi kegagalan pendidikan yang seharusnya berperan menghasilkan manusia yang tidak hanya rasional, tapi juga berbudi luhur.

Saat ini, semakin terasa perlunya kesepakatan yang mendasari dan menjadi tujuan pendidikan nasional.

Tentu saja yang dimaksud bukanlah penyeragaman, tetapi kesepakatan terkait Leitgedanken (alur pemikiran) yang memberikan ruang bagi mekarnya kreativitas dan keberagaman, toleransi, tanggung jawab, serta keprihatinan terhadap ketidakadilan. Begitu pula solidaritas terhadap mereka yang lemah, papa, dan terpinggirkan.

Orientasi Nilai

Terdapat kesepakatan luas bahwa pendidikan sebaiknya berorientasi pada nilai. Pendidikan tidak boleh terbatas pada sekadar transfer pengetahuan dan keahlian fungsional. Tak kalah penting adalah pengembangan jati diri dan kemampuan mengkritisi dan menularkan nilai dasar bersama, seperti kejujuran, keadilan, kerja keras, kesederhanaan, disiplin, dan kebersamaan. Sikap toleran, misalnya, hanya tumbuh bila seseorang bangga atas jati dirinya.

Perlu juga ditekankan bahwa prestasi tidak akan dicapai dengan sikap instan, atau keinginan serbacepat seperti cepat pintar, cepat kaya, atau cepat terkenal. Bila tujuan pendidikan adalah memerdekakan manusia, perlu disadarkan bahwa pribadi yang merdeka bukan yang laissez faire, tetapi yang mampu mempertanggungjawabkan kemerdekaannya.

Selain itu, meski sistem pedidikan sebaiknya terkait dengan dunia praktis, namun itu bukan berarti melulu berbicara tentang "materialisasi" pendidikan yang mengedepankan konsep 'siap pakai' bagi perekonomian. Dalam kehidupan dan profesi, sering hal-hal yang mendasar terjadi dalam ruang di antara batasan-batasan konvensional.

Profesi dan jurusan akademik baru, misalnya, muncul di antara jurusan-jurusan klasik, sehingga memerlukan orientasi baru. Juga diperlukan pelajaran interdisiplin, seperti 'campuran' antara biologi, kimia, dan etika. Atau, matematika dengan elektronika dan sosiologi dengan ekonomi. Untuk itu, diperlukan fleksibilitas para guru dan murid, mahaguru dan mahasiswa.

Dalam mengantisipasi kebutuhan pasar akan tenaga kerja dalam negeri, regional, dan global, sekolah kejuruan harus mendapatkan perhatian yang layak dan secara terus-menerus diperbarui. Jebolannya harus bisa bekerja dalam sebuah tim interdisiplin.

Adalah tidak sehat bahwa mereka yang tamat pendidikan dasar hanya memiliki sedikit pilihan selain melanjutkan ke SMU yang kemudian berkeinginan melanjutkan pendidikan ke universitas. Juga adalah kenyataan sebagian besar tamatan universitas tidak memilih profesi sebagai akademisi.

Sistem pendidikan juga sebaiknya tetap beragam. Kita bersyukur bahwa sejarah kependidikan Indonesia telah memunculkan keragaman model, lembaga, dan tradisi pendidikan. Ada model sekolah yang diadaptasi dari sistem pendidikan kolonial dan Eropa, ada pula pesantren yang diadopsi dari budaya Hindu-Buddha dan Islam. Juga ada sintesis dari berbagai budaya tersebut.

Lalu, ada yang formal, nonformal, dan informal. Begitu pula negeri maupun swasta. Yang harus kita tanyakan secara jujur adalah, lembaga pendidikan apa yang cocok untuk siapa? Sekolah formal, misalnya, tidak selalu cocok untuk setiap anak pada semua tingkatan.

Karena itu, harus diupayakan agar apa pun status dan modelnya, seluruh lembaga pendidikan memperoleh perhatian dan penghargaan optimal. Boleh memprioritaskan, tapi jangan 'menganakemaskan' yang satu daripada yang lain. Juga harus dikembangkan kemungkinan melanjutkan pendidikan lintas model dan lintas lembaga.

Diperlukan sistem pendidikan yang memberikan ruang bagi anak didik untuk bersaing dan berkreasi secara 'fair'. Fair, juga berarti memberikan beasiswa dan bantuan ekstra kepada mereka yang berasal dari lapis sosial bawah, sambil tetap memberikan penghargaan kepada siapa pun yang berprestasi.

Lembaga pendidikan juga perlu dibebaskan dari kungkungan birokrasi yang tambun dan njlimet. Dalam hal suasana ajar-mengajar, metode dialog, diskusi, dan 'mempertanyakan' untuk mencari kebenaran yang lebih tinggi harus dibuka lebar-lebar.

Terakhir, dibutuhkan sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu. Para guru dan murid agar tidak dibebani pelajaran yang berjubel. Begitu pula, agar waktu mengajar tidak terpaksa diperpendek karena dipakai untuk mencari penghasilan tambahan.

Sebagian dari butir-butir harapan di atas masih menjadi mimpi yang dalam waktu dekat, rasanya, sulit dijangkau. Tetapi, hakikat reformasi adalah penciptaan keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya. Idealnya, proses reformasi itu terjadi secara berkesinambungan. Terus-menerus.

Untuk itu, dibutuhkan keberanian, pengorbanan, dan kerelaan kita semua untuk melakukan terobosan-terobosan terhadap batas-batas sistem yang telah mapan dan baku.

Tanpa itu, kita hanya akan mengulang pola yang telah ada dalam cara yang tampaknya saja baru dan canggih, padahal tidak menghasilkan sesuatu yang baru. Ibaratnya, sekadar memperbarui lebel dan, mungkin juga botol, sementara isinya masih yang lama, yang boleh jadi sudah basi.

* Ivan A. Hadar, koordinator Nasional TARGET MDGs. Tulisan ini pendapat pribadi
________________________________________
Sumber:
Jawa Pos, 4 Oktober 2008

Baca Selengkapnya...